Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat muslim memiliki kesempatan untuk meraih pahala besar dengan puasa Arafah. Meski hanya berlangsung satu hari, puasa Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa.
Sebagai bentuk kesungguhan hati menjalankan ibadah, penting untuk mengetahui bacaan niat puasa Arafah yang baik dan benar. Nah, untuk itu berikut infoSulsel menyajikan bacaan niat puasa Arafah sebelum Idul Adha lengkap Arab, Latin, dan artinya.
Artikel ini juga memuat jadwal, keutamaan, hukum, dan informasi lainnya seputar puasa Arafah. Simak ulasannya di bawah ini!
Dikutip dari buku Meraih Surga dengan Puasa oleh H Herdiansyah Achmad LC, pelaksanaan puasa Arafah sama dengan puasa sunnah lainnya. Perbedaannya hanya terletak di bacaan niat.
Berikut bacaan niat puasa Arafah sebelum Idul Adha:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma yauma ‘arafata sunnata-lillâhi ta’ala.
Artinya: “Saya berniat puasa Arafah sunnah karena Allah Ta’ala.”
Menukil NU Online, jika lupa membaca niat tersebut pada malam hari, maka bisa dilafalkan di waktu siang. Niat ini masih bisa dibaca sampai sebelum memasuki waktu Zuhur.
Bacaan niat puasa Arafah di siang hari memiliki lafal yang berbeda, sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.
Puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah atau satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Berdasarkan kalender Hijriah 2025 terbitan Kemenag RI, tanggal 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada 28 Mei 2025.
Dengan demikian, waktu puasa Arafah atau 9 Dzulhijjah 1446 H bertepatan dengan Kamis, 5 Juni 2025. Pada waktu tersebut, umat muslim bisa melaksanakan puasa Arafah untuk memperoleh keutamaannya.
Akan tetapi, pelaksanaan ibadah ini bersamaan dengan waktu wukuf bagi jemaah haji. Oleh karenanya banyak yang menanyakan apakah puasa Arafah bersamaan dengan wukuf.
Ustaz Ammi Nur Baits dalam laman Konsultasi Syariah menjelaskan, puasa Arafah mengikuti penanggalan Hijriah yang ditentukan di wilayah masing-masing. Sehingga tidak perlu mengikuti waktu wukuf di Mekkah.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Utsaimin bahwa:
والصواب أنه يختلف باختلاف المطالع ، فمثلا إذا كان الهلال قد رؤي بمكة ، وكان هذا اليوم هو اليوم التاسع ، ورؤي في بلد آخر قبل مكة بيوم وكان يوم عرفة عندهم اليوم العاشر فإنه لا يجوز لهم أن يصوموا هذا اليوم لأنه يوم عيد ، وكذلك لو قدر أنه تأخرت الرؤية عن مكة وكان اليوم التاسع في مكة هو الثامن عندهم ، فإنهم يصومون يوم التاسع عندهم الموافق ليوم العاشر في مكة ، هذا هو القول الراجح ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم يقول ( إذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا )
Artinya: “Yang benar, semacam ini berbeda-beda, sesuai perbedaan mathla’ (tempat terbit hilal). Sebagai contoh, kemarin hilal sudah terlihat di Mekah, dan hari ini adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Sementara di negeri lain, hilal terlihat sehari sebelum Mekah, sehingga hari wukuf Arafah menurut warga negara lain, jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, maka pada saat itu, tidak boleh bagi mereka untuk melakukan puasa. Karena hari itu adalah hari raya bagi mereka.”
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Maka dari itu, puasa Arafah dilaksanakan pada Kamis, 5 Juni 2025 merujuk pada waktu di wilayah tempat tinggal masing-masing muslim.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, puasa Arafah sangat dianjurkan karena memiliki sejumlah keutamaan. Nah, berikut ini keutamaan puasa Arafah bagi umat muslim yang mengerjakannya:
Mengutip buku Panduan Praktis Ibadah Puasa oleh Drs E Syamsuddin dan Ahmad Syahirul Alim LC, puasa Arafah dapat menghapus dosa dua tahun. Dua tahun yang dimaksud yaitu dosa satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang.
Rasulullah SAW menjelaskan dalam sabdanya:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
Artinya: “Puasa di hari Arafah di sisi Allah, menghapus (dosa-dosa) setahun yang lampau dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
Para ulama menerangkan, meski Allah SWT mengampuni dosa setahun yang akan datang bukan berarti seseorang bebas berbuat dosa. Ampunan yang dimaksudkan berupa Allah SWT akan menjauhkan orang tersebut dari perbuatan maksiat.
Dijelaskan dalam buku Fiqh Ibadah karya Nur Hidayah Al Amin Lc ME Sy dan Khairul Imam SHI MSi, Rasulullah SAW rutin berpuasa selama sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah. Salah satunya pada hari ke-9 yakni Arafah.
Artinya, mengerjakan puasa Arafah merupakan bentuk meneladani sunnah Nabi Muhammad SAW. Hal ini disandarkan pada hadis riwayat Imam Ahmad:
“Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan puasa sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah, di Hari Asyura dan tiga hari di setiap bulan iaitu hari Isnin yang pertama dan dua hari Khamis yang berikutnya” (HR Imam Ahmad dan an-Nasa’i)
Menukil buku Fikih Puasa karya Mohammad Hafid LC MH, puasa Arafah pernah disebutkan Rasulullah SAW sebagaimana periwayatan Imam Muslim:
عن أبي قتادة قال : إن النبي صلى الله سئل عن صوم يوم عرفة فقال: يكفر السنة الماضية والسنة الباقية
Artinya: “Dari Abi Qatadhah berkata: sesungguhnya Nabi besar Muhammad saw pernah ditanya tentang puasa hari arafah, beliau bersabda: ia dapat membebaskan dosa lalu dan dosa yang akan datang.” (HR. Muslim 1162).
Adapun hukum puasa Arafah ini sunnah bagi umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji. Bagi jemaah haji sendiri, berpuasa Arafah tidak dianjurkan.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri pun tidak berpuasa saat melaksanakan haji. Alasan lainnya karena ibadah yang lebih utama bagi jemaah haji di hari Arafah adalah berdoa.
Itulah bacaan niat puasa Arafah sebelum Idul Adha yang bisa diamalkan untuk memperoleh keutamaan luar biasa. Amalkan,yuk!