Proyek pengerjaan jalan paving block di Jalan Alauddin III, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menuai kritik warga lantaran kondisi jalan dinilai masih bagus. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Makassar menegaskan pengerjaan tersebut merupakan usulan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Proyek tersebut terletak di lingkup RT 1 dan RT 2, RW 5, Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate. Polemik ini bermula dari warga yang menilai proyek tersebut tidak mendesak karena kondisi jalan masih bagus dan berujung viral di media sosial.
“Jangan mi (dikerja lagi) karena kan sebenarnya (jalanan) masih bagus,” ujar salah seorang warga, Wahyana (33) kepada infoSulsel, Selasa (23/12/2025).
Wahyana menilai proyek tersebut belum urgen. Dia pun sudah mengadukan persoalan ini ke pihak pemerintah agar segera ditindaklanjuti.
Dia menyebut pihak RT setempat sebenarnya sudah turun tangan untuk merespons keresahan masyarakat. Namun, material proyek terpantau masih terus didatangkan pihak pemborong ke lokasi pengerjaan.
Warga lainnya bernama Ani (62), menyampaikan penolakan proyek tersebut karena khawatir rumahnya terendam air saat hujan. Posisi jalanan yang semakin tinggi dianggap menjadi ancaman bagi permukiman warga.
“Ini sampai kita tidak setujui (pengerjaan jalan), bukan berarti kita tidak senang jalanan kita diperbaiki,” sebutnya.
Ani mengungkapkan selama ini wilayah tersebut memang sudah menjadi langganan banjir tahunan. Dia mengkhawatirkan pengerjaan jalan yang dilakukan tanpa pengerukan hanya akan memperparah kondisi lingkungan.
“Ini dengan adanya pengerjaan akan lebih parah lagi,” tuturnya.
Belakangan, Dinas PU Makassar angkat bicara terkait protes warga tersebut. Pihak Dinas PU menegaskan pengerjaan tersebut merupakan usulan Musrenbang.
“Itu (proyek paving block) melalui musrenbang. Harus kami kerjakan,” ujar Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU Makassar M Amin kepada infoSuksel, Rabu (24/12).
Amin membantah proyek itu disebut tidak mendapat dukungan dari masyarakat setempat. Menurutnya, mayoritas warga justru meminta agar jalanan tersebut ditinggikan dan hanya ada satu orang yang menyatakan keberatan hingga viral di media sosial.
“Terus memang masyarakat di situ mau meninggikan (jalan). Dia sendiri yang minta ditinggikan. Satu orang ji yang menolak. RT-nya dan masyarakat di situ setuju. Ada satu orang tidak tahu kenapa tidak setuju kemudian dia viralkan (di media sosial),” ungkapnya.
Terkait keluhan warga bahwa kondisi jalan lama masih bagus, Amin memberikan penjelasan teknis. Dia menyebutkan sebenarnya kondisi jalan tersebut sudah mengalami kerusakan di beberapa titik sehingga masuk dalam skala prioritas pengerjaan.
“Sebagian ji itu, sebagian sudah jelek mi. Terus itu tadi pertimbangannya dari musrenbang. Memang masyarakat minta untuk ditinggikan,” jelasnya.
Pembelaan Dinas PU Makassar
Warga lainnya bernama Ani (62), menyampaikan penolakan proyek tersebut karena khawatir rumahnya terendam air saat hujan. Posisi jalanan yang semakin tinggi dianggap menjadi ancaman bagi permukiman warga.
“Ini sampai kita tidak setujui (pengerjaan jalan), bukan berarti kita tidak senang jalanan kita diperbaiki,” sebutnya.
Ani mengungkapkan selama ini wilayah tersebut memang sudah menjadi langganan banjir tahunan. Dia mengkhawatirkan pengerjaan jalan yang dilakukan tanpa pengerukan hanya akan memperparah kondisi lingkungan.
“Ini dengan adanya pengerjaan akan lebih parah lagi,” tuturnya.
Belakangan, Dinas PU Makassar angkat bicara terkait protes warga tersebut. Pihak Dinas PU menegaskan pengerjaan tersebut merupakan usulan Musrenbang.
“Itu (proyek paving block) melalui musrenbang. Harus kami kerjakan,” ujar Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU Makassar M Amin kepada infoSuksel, Rabu (24/12).
Pembelaan Dinas PU Makassar
Amin membantah proyek itu disebut tidak mendapat dukungan dari masyarakat setempat. Menurutnya, mayoritas warga justru meminta agar jalanan tersebut ditinggikan dan hanya ada satu orang yang menyatakan keberatan hingga viral di media sosial.
“Terus memang masyarakat di situ mau meninggikan (jalan). Dia sendiri yang minta ditinggikan. Satu orang ji yang menolak. RT-nya dan masyarakat di situ setuju. Ada satu orang tidak tahu kenapa tidak setuju kemudian dia viralkan (di media sosial),” ungkapnya.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Terkait keluhan warga bahwa kondisi jalan lama masih bagus, Amin memberikan penjelasan teknis. Dia menyebutkan sebenarnya kondisi jalan tersebut sudah mengalami kerusakan di beberapa titik sehingga masuk dalam skala prioritas pengerjaan.
“Sebagian ji itu, sebagian sudah jelek mi. Terus itu tadi pertimbangannya dari musrenbang. Memang masyarakat minta untuk ditinggikan,” jelasnya.
