Polisi Ekshumasi Jenazah Guru di Soppeng yang Ditemukan Tewas Dalam Rumah

Posted on

Polisi melakukan ekshumasi atau penggalian kembali jenazah guru bernama Jusnawati di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal itu dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian korban.

“Dalam rangka mendukung proses penyidikan, jenazah korban yang merupakan guru diekshumasi dan dilakukan autopsi oleh Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel. Polres Soppeng menunggu hasil resmi autopsi guna memastikan penyebab pasti kematian korban,” ujar Kasat Reskrim Polres Soppeng AKP Dodie Ramaputra kepada infoSulsel, Selasa (1/7/2025).

Mayat Jusnawati awalnya ditemukan di Lingkungan Lawo, Kelurahan Ompo, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, pada Kamis (24/4) sekitar pukul 22.00 Wita. Dodie mengatakan, korban pertama kali ditemukan oleh anaknya bernama Imran yang datang ke rumah korban.

“Imran menemukan ibunya sudah dalam keadaan tidak bernyawa di dalam kamar pribadi. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke Polres Soppeng dan langsung dibawa ke RSUD Latemmamala bersama Unit Identifikasi Satreskrim Polres Soppeng. Dalam tubuh korban ditemukan adanya dugaan tanda-tanda kekerasan,” katanya.

Korban diketahui mengalami memar pada kelopak mata kanan, lecet pada pipi kanan dan hidung, lebam pada telinga kanan dan kiri. Kemudian lebam pada pundak kiri, lecet pada siku kanan, dan memar pada punggung kanan.

Dodie menyampaikan, awalnya pihak keluarga tidak menginginkan dilakukan autopsi pada jenazah korban. Namun setelah dua bulan berlalu, setelah diberikan pemahaman tentang pentingnya autopsi, maka keluarganya baru setuju.

“Pihak keluarga mengajukan laporan resmi ke Polres Soppeng untuk penyelidikan lebih lanjut sehingga dilakukan ekshumasi dan proses autopsi. Terkait hasil autopsi, saat ini kami masih menunggu laporan resmi dari Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel,” jelasnya.

“Secara umum, proses pemeriksaan forensik membutuhkan waktu, terutama jika disertai analisa laboratorium tambahan. Hasil autopsi biasanya keluar dalam waktu beberapa minggu hingga bulan, tergantung pada kompleksitas kasus dan beban pemeriksaan tim medis yang menangani,” tutup Dodie.