Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan lewat sabda-sabda-Nya. Lantas apa bacaan dan renungan harian Katolik Kamis, 27 November 2025?
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, Kamis, 27 November 2025 adalah hari biasa. Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah Dan. 6:12-28; Dan. 3:68,69,70,71,72,73,74; dan Luk. 21:20-28.
Renungan Katolik 27 November 2025 mengangkat tema “Penglihatan Menuju Akhir Kehidupan” dikutip dari buku Renungan Tiga Titik oleh Eviantine Evi Susanto. Nah, artikel ini juga memuat informasi:
Bacaan dan renungan harian 27 November2025 berdasarkan kalender liturgi lengkap dengan mazmur tanggapan.
Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:
Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: “Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?” Jawab raja: “Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali.”
Lalu kata mereka kepada raja: “Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya.”
Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya.
Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: “Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!”
Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!”
Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa.
Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur.
Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa;
dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?”
Lalu kata Daniel kepada raja: “Ya raja, kekallah hidupmu!
Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.”
Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.
Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.
Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: “Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu!
Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.
Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa.”
Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.
Pujilah Tuhan, hai embun dan salju yang membadai, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai es dan kedinginan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai embun beku dan salju, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai siang dan malam, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai cahaya dan kegelapan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, hai halilintar dan awan kemawan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.
Biarlah bumi memuji Tuhan, nyanyikan dan meninggikan Dia selama-lamanya.
“Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat.
Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota,
sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis.
Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini,
dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.”
“Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” -(Luk. 21:27-28)
Pada bacaan Injil Lukas hari ini, Yesus memberikan beberapa penglihatan kepada murid-murid-Nya. Yerusalem yang dikepung oleh tentara merupakan suatu penglihatan akan keruntuhannya.
Orang-orang di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, atau mengungsi dan tidak boleh masuk lagi ke dalam kota. Peristiwa-peristiwa ini merupakan penglihatan masa pembalasan dan penggenapan apa yang telah ditulis.
Pada masa ini akan terjadi banyak penderitaan dan tanda-tanda alam, sehingga bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan bingung menghadapinya. Orang akan mati ketakutan karena cemas berhubung segala sesuatu yang akan menimpa bumi dan karena kuasa-kuasa langit bergoncang.
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Beberapa tahun yang lalu beredar film layar lebar berjudul 2012.
Film ini dirilis pada tahun 2009 yang disutradarai oleh Roland Emmerich dan dibintangi oleh John Cusack. Film ini bercerita tentang fenomena alam yang membuat inti bumi mengalami panas tinggi.
Sehingga diprediksi akan terjadi suatu peristiwa besar yang akan mengakibatkan kehancuran bumi atau akhir dari kehidupan dunia. Film 2012 secara fiksi menggambarkan penglihatan menuju akhir kehidupan yang tidak lain adalah kematian.
Hari kematian seseorang tidak ada yang bisa menduga dan merencanakannya, karena ini adalah keputusan tertinggi yang hanya dimiliki oleh Tuhan Sang Maha Kuasa. Kita sebagai ciptaan-Nya punya kewajiban untuk berbuat yang terbaik di hadapan-Nya.
Berusaha untuk menggunakan kesempatan yang diberikan-Nya sebaik mungkin dalam menjalani peziarahan hidup ini. Sambil menunggu waktu itu tiba, kita dapat mengumpulkan kebaikan bagi sesama, berdoa kepada-Nya dengan tak jemu, mengampuni dan berdoa bagi mereka yang menyakiti kita.
Semua itu merupakan salah satu usaha dan penglihatan yang dapat kita lakukan untuk memohon kerahiman dan belaskasih-Nya. Karena bila waktu itu tiba, ia akan datang seperti seorang pencuri di waktu malam.
Kesiapan diri untuk bisa menerima akhir kehidupan merupakan suatu sukacita dalam menjalani peziarahan hidup seseorang menuju keabadian bersama-Nya.
Sudah siapkah kita menuju akhir peziarahan kehidupan ini?
Tuhan Yang Maha Kuasa, bantulah kami untuk bisa menggunakan kesempatan yang Engkau berikan dalam menjalani peziarahan hidup ini. Pakailah hidup kami sebagai alat-Mu dan siapkanlah diri kami untuk bisa menerima-Mu dalam keabadian kami nanti. Amin.
Yakobus dari Beth-Lapeta, Persia (sekarang: Iran) lahir pada akhir abad keempat. Beliau seorang bangsawan Kristen kaya raya dan berpangkat tinggi di dalam Kerajaan Persia sebagai penasehat raja.
Tetapi kebesarannya ini justru kemudian mendatangkan kecelakaan atas dirinya. Ketika raja mulai menganiaya orang-orang Kristen, Yakobus mengkhianati imannya dengan maksud supaya terlindung dari bahaya mati dan terus hidup terjamin.
Namun isteri serta ibunya tetap setia kepada Kristus. Dengan terus terang mereka menegur Yakobus dan menunjukkan kesalahannya.
Meskipun sejak itu mereka segan bergaul dengannya, namun karena terdorong oleh cinta sejati, mereka tetap mendoakan agar hatinya berbalik lagi kepada Kristus.
Demikianlah akhirnya, oleh sinar cahaya rahmat ilahi yang menembusi hatinya yang tegar dan keras, Yakobus kembali kepada Tuhan. Semenjak itu ia tidak pernah lagi pergi ke istana bahkan dengan berani meletakkan jabatannya yang tinggi itu.
Perubahan sikapnya itu tak dibiarkan begitu saja oleh raja. Yakobus dipanggil lalu dimintai pertanggungjawabannya tentang sikapnya itu.
Ia menyatakan secara tegas bahwa ia seorang Kristen yang tidak boleh bekerja sama dengan raja yang lalim. Maka murkalah raja, lalu segera memanggil pembesar-pembesar kerajaan dan hakim-hakim untuk menentukan hukuman yang tepat atas orang-orang Kristen.
Tuduhan yang dikemukakan ialah bahwa orang-orang Kristen menghina dan tidak mau menyembah dewa-dewa nasional. Oleh karena itu hukuman mati pantas dijatuhkan atas mereka termasuk Yakobus.
Anggota badan Yakobus dipotong-potong. Menyaksikan hukuman mati yang dijatuhkan kepada Yakobus, orang-orang Kristen tak putus-putusnya berdoa agar Yakobus dapat bertahan dan berkanjang dalam menahan sengsara yang ditimpakan kepadanya. Doa mereka itu dikabulkan.
Yakobus dengan gembira dan tersenyum menanggung penderitaan itu. Ia bahkan mengucap syukur kepada Allah karena boleh turut serta menanggung sengsara Kristus. Yakobus mati sebagai martir Kristus pada tahun 421.
Biarawan dan abbas Irlandia ini diangkat menjadi Uskup Zalsburg, Austria. Ia mengajarkan bahwa bumi ini bulat. Konsekuensinya, orang-orang di dua tempat berbeda di muka bumi yang dihubungkan oleh garis tengah bumi berdiri dengan posisi kaki saling berlawanan (Yunani: antipodes). Misalnya orang-orang di Jawa berdiri terbalik dengan orang-orang di sekitar Karibia (sebelah utara Amerika Tengah). Ajaran ini ditentang oleh banyak orang, bahkan dicap bidaah oleh Santo Bonifasius. Sebagai misionaris ia sangat giat.
Itulah renungan harian Katolik Kamis, 27 November 2025. Semoga bermanfaat!
