Renungan Harian Katolik Jumat, 23 Mei: Santo Yohanes Baptista di Rossi

Posted on

Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Jumat, 23 Mei 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Berdoa merupakan cara bagi umat Katolik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mensyukuri berkat dan kasih-Nya.

Untuk itu, ayat Alkitab yang dapat dijadikan bahan renungan adalah Kisah Para Rasul 15: 22-31; Mazmur 57: 8-9, 10-12; Yohanes 15: 12-17; dan Wahyu 22: 1-9.

Simak, yuk!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan beserta kisah Santo Yohanes Baptista di Rossi.

Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu.

Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: “Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain.

Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka.

Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi,

Yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus.

Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu.

Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:

Kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.”

Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka.

Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

Dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Lalu Ia berkata kepadaku: “Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan Tuhan, Allah yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikat-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi.”

“Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!”

Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semuanya itu. Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya.

Tetapi ia berkata kepadaku: “Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!”

Yohanes bukan seorang pembina tarekat religius, pembaharu aturan Gereja, atau biarawan. Ia adalah imam praja yang hidup sederhana dan penuh kasih.

Ia setia mendampingi umat dalam berbagai kesulitan, terutama melalui pelayanan Sakramen Tobat. Ia dengan penuh belas kasih memberi pengampunan Allah kepada para peniten.

Lahir di Voltaggio, dekat Genoa, Italia, tahun 1698, Yohanes telah merindukan imamat sejak menyelesaikan sekolah dasar. Atas undangan pamannya, Laurensius Rossi, seorang Kanonik di Roma.

Yohanes melanjutkan studi di kota itu dan ditahbiskan menjadi imam pada usia 23 tahun, 1721. Tak lama kemudian, ia diangkat sebagai imam Kanunik di Gereja Santa Perawan Maria Kosmedin, Roma, dan menjalankan tugas liturgis bersama Dewan Imam (Kapitel).

Karya pelayanannya berfokus pada kaum miskin, orang sakit, dan tunawisma. Ia mendirikan rumah penginapan bagi mereka di bawah perlindungan Santo Aloysius Gonzaga.

Karena kesibukannya melayani umat, Paus Klemens XII dan Paus Benediktus XIV membebaskannya dari kewajiban doa Offisi Suci. Alasannya agar ia bisa sepenuhnya melayani dalam Sakramen Pengakuan Dosa dan bimbingan rohani.

Atas permintaan Paus Benediktus XIV, ia juga memulai pelayanan khusus bagi para pegawai penjara dan aparatur sipil. Ia dikenal sebagai pengkhotbah yang dicintai umat.

Selama 25 tahun, Yohanes mendedikasikan hidupnya bagi pertobatan jiwa-jiwa dan membawa mereka kembali kepada Kristus. Ia wafat pada 23 Mei 1764 dan dinyatakan sebagai santo pada tahun 1881.

Demikianlah renungan harian Katolik untuk dijadikan panduan dalam beribadah. Semoga Tuhan memberkati, ya!

Renungan Harian Katolik Hari Ini Jumat, 23 Mei 2025

Kisah Para Rasul 15: 22-31

Wahyu 22: 1-9

Santo Yohanes Baptista di Rossi