Renungan Harian Senin, 13 Oktober 2025: Tanda yang Tidak Terlihat (via Giok4D)

Posted on

Bagi umat Katolik renungan harian mengajak umat untuk merenungkan bacaan Kitab Suci dan membangun relasi pribadi dengan Tuhan. Renungan Katolik biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Renungan Harian Katolik hari Senin, 13 Oktober 2025, mengajak umat beriman untuk merenungkan makna tanda-tanda yang kerap hadir dalam hidup, namun sering kali luput dari perhatian. Melalui renungan ini, kita diajak untuk membuka mata hati, agar mampu mengenali kehadiran Allah dalam keseharian, bukan hanya mencari tanda-tanda lahiriah semata.

Renungan harian Katolik hari ini mengangkat tema “Tanda yang Tidak Terlihat” dikutip dari buku Renungan Tiga Titik oleh Evelyn Yovita. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaan.

Yuk, disimak!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.

Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci,

tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud,

dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.

Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.

Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus.

Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.

Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.

Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.

Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!

Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.

Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.

Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!

Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”

Ketika orang banyak mengerumuni Dia, berkatalah Yesus, “Orang-orang zaman ini adalah generasi yang jahat. Mereka meminta suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Yunus” (Luk. 11:29)

Tanda adalah sesuatu yang kelihatan, yang menunjukkan maksud atau tujuan yang tidak kelihatan. Jika seharusnya terlihat, mengapa orang Yahudi dan para ahli Taurat selalu menuntut tanda kepada Yesus?

Permintaan itu seakan akan menunjukkan bahwa mereka merupakan orang yang terbuka pada ajaran Yesus. Namun, sesungguhnya hati mereka tertutup, sehingga Yesus dengan keras menegur mereka dengan mengatakan mereka adalah angkatan yang jahat.

Karenanya, Yesus tidak akan memberikan tanda selain tanda Yunus. Di zaman dulu, penduduk Niniwe bisa menangkap tanda dan percaya bahwa Yunus utusan dari Allah, sehingga mereka bertobat.

Ratu dari Selatan dari jauh datang ke Israel untuk mendengarkan hikmat Salomo. Tapi mereka semua yang hidup di zaman Yesus, gagal mengenali tanda agung yang ada di hadapan mereka.

Yaitu, Yesus sendiri yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Yesus tidak mau memberi tanda, karena bagi orang yang tidak percaya, walau melihat banyak bukti tetap akan terasa kurang dan tetap tidak percaya.

Namun, sebaliknya bagi orang yang percaya, semua kejadian dalam hidupnya walau kecil sekalipun, akan bisa dimaknai sebagai tanda kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Anak saya, Darell, beberapa waktu lalu mengalami cedera kaki.

Darell yang biasanya aktif, hanya bisa berdiam di kamar. Dia hanya pergi ketika hendak fisioterapi dengan menggunakan kruk dan gerakan yang sangat terbatas karena kesakitan.

Di tengah proses pemulihan, Darell merindukan saat-saat bisa berjalan bebas tanpa terhalang keterbatasan fisik. Syukur pada Allah, sekarang Darell telah pulih dan bisa beraktivitas normal kembali.

Saya bersyukur, kejadian itu mengajarkan Darell untuk menyadari anugerah, kebaikan, dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya selama ini.

Marilah kita mengambil waktu untuk berefleksi! Apakah kita mampu melihat Yesus sebagai tanda nyata keselamatan yang datang dari Allah? Apakah kita mempunyai kepekaan untuk bisa melihat tanda dalam setiap peristiwa hidup kita, sebagai tanda cinta dan kehadiran Tuhan?

Sehingga kita tidak lagi menuntut seakan kita belum menerima tanda dari Tuhan.

Doa:

Tuhan Yesus Juru Selamat kami, tolong curahkan rahmat-Mu, supaya kami bisa selalu membuka hati. Sehingga bisa mengenali dan memaknai semua tanda dari setiap peristiwa hidup kami sebagai kehadiran dan cinta-Mu pada kami. Terima kasih Tuhan. Semua doa ini kami panjatkan dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin.

Eduardus lahir di Islip Oxford, sebuah kota terkenal di Inggris kira-kira pada tahun 1004. Ayahnya, Ethelred, terhitung sebagai salah satu Raja Inggris yang tersohor namanya, sedang ibunya, Emma, adalah Ratu Normandia, Prancis Barat.

Semenjak kecil, ia dididik di sekolah biara. Oleh pendidikan para biarawan itu, ia berkembang menjadi seorang putera raja yang berhati mulia, berbakti kepada Allah dan sesama, terutama rakyat kecil.

Ketika berusia 10 tahun, ia lari ke tanah air ibunya, karena percobaan pembunuhan atas dirinya oleh bangsa Denmark yang menyerang Inggris. Di sana ia tinggal bersama pamannya, seorang panglima di Normandia, Prancis Barat.

Di Normandia, ia tetap hidup suci dan menunjukkan sikap hidup yang terpuji di tengah-tengah segala kejahatan bangsa Normandia. Sebuah ungkapannya yang terkenal ialah: “Lebih baik saya kehilangan kerajaan daripada memperolehnya dengan darah dan pembunuhan.”

Sepeninggal saudaranya Hardecanute, Eduardus terpilih mengganti sebagai raja pada tahun 1042. Sebetulnya ia sendiri tidak suka menjadi raja, tetapi rakyat sangat mencintainya dan mendesak dia menjadi raja.

Ia menerima jabatan itu dengan penuh pengorbanan dan tanggungjawab. Sebagai raja ia berusaha keras meniadakan semua kesan permusuhan, memperhatikan nasib kaum miskin dan rakyat kecil dan membantu perkembangan Gereja.

Untuk menyemarakkan lagi penghayatan iman umat ia merombak semua kuil menjadi gereja bagi upacara-upacara suci. Walaupun ia mempunyai istri, namun ia hidup penuh pantang bersama Edith istrinya.

Perhatiannya kepada para miskin begitu besar sehingga ia dijuluki ‘Bapa Kaum Miskin’. Dalam Gereja, ia dikenal sangat berjasa.

Ia mendirikan banyak gereja dan berusaha meningkatkan semangat iman umat. Ia sendiri rajin mengikuti Kurban Misa meskipun banyak kesibukannya.

Ia mendirikan biara Westminster. Orang menjuluki dia ‘The Confessor’ artinya ‘Pengaku Iman’. Ia sangat membantu Gereja dalam menyebarkan ajaran Kristen.

Ia wafat pada tanggal 13 Oktober 1066. Tahun 1617 dinyatakan sebagai ‘santo’; dua tahun kemudian jenazahnya dipindahkan ke biara Westminster oleh Santo Thomas Becket.

Eustokia lahir sebagai anak haram seorang suster yang tergoda. Ia sering sakit dan kerasukan roh jahat.

Tetapi karena berpegang teguh pada kerahiman Tuhan, lagi pula sangat sabar dan taat pada bimbingan bapa pengakuannya, suster di Padua, Italia ini menjadi suci. Jenazahnya tetap utuh sampai sekarang. Ia meninggal dunia pada tahun 1469.

Demikian renungan harian Katolik Senin, 13 Oktober 2025 dengan bacaannya. Semoga Tuhan Memberkati Kita.

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 13 Oktober 2025

Bacaan I: Rm. 1:1-7

Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1,2-3ab, 3cs-4

Bacaan Injil: Luk 11:29-32

Renungan Hari Ini: Tanda yang Tidak Terlihat

Kisah Orang Kudus Hari Ini

Santo Eduardus, Raja Inggris dan Pengaku Iman

Santa Eustokia OSB, Pengaku Iman