Tanggal 20 Oktober Memperingati Apa? Ada 4 Peringatan Penting dan Menarik

Posted on

Setiap tanggal dalam penanggalan kalender Masehi menyimpan peringatan menarik di baliknya. Termasuk di tanggal 20 Oktober tahun 2025 ini.

Lantas, tanggal 20 Oktober memperingati momen apa saja tahun ini?

Sedikitnya ada 4 peringatan penting dan menarik yang dirayakan di berbagai belahan dunia pada tanggal 20 Oktober tahun ini. Tiga diantaranya adalah peringatan internasional yang meliputi Hari Osteoporosis Sedunia, Hari Informasi Berlebihan, dan Hari Koki Internasional.

Selain ketiga peringatan tersebut, ada pula Festival Diwali yang dirayakan secara nasional di India.

Masing-masing perayaan tersebut tentunya memiliki kisah unik di baliknya. Nah, berikut infoSulsel telah menyajikan ulasannya. Simak yuk!

Salah satu peringatan penting yang jatuh pada tanggal 20 Oktober berkaitan dengan isu kesehatan, yakni Hari Osteoporosis Sedunia. Mengutip dari laman RSUD Kabupaten Buleleng, Hari Osteoporosis Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik akan kesehatan tulang dan juga tentang bahaya penyakit osteoporosis.

Osteoporosis merupakan kondisi menurunnya kepadatan tulang yang dapat menyebabkan pengeroposan tulang.

Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Di antaranya melakukan olahraga secara teratur, memperhatikan asupan nutrsi dan rutin mengonsumsi makanan yang menyehatkan tulang, hindari gaya hidup tak sehat seperti merokok dan minum alkohol, serta mengenali faktor resiko penyakit osteoporosis.

Tanggal 20 Oktober juga menandai peringatan Hari Koki Internasional. Mengutip dari laman National Today, peringatan ini bertujuan untuk merayakan para koki dan meningkatkan kesadaran tentang pola makan sehat.

Hari Koki Internasional dicetuskan pertama kali pada tahun 2004 oleh Dr. Bill Gallagher, seorang master chef ternama dan mantan presiden World Association of Chefs Societies (Worldchefs).

Koki merupakan profesi yang memainkan peran penting dalam kehidupan manusia, bahkan sejak awal zaman. Hal ini karena makanan merupakan kebutuhan dasar, dan eksperimen terhadap makanan ini telah berlangsung selama ribuan tahun.

Menurut sejarah, buku masak pertama di dunia diciptakan pada abad pertama Masehi. Penulisnya adalah seorang ahli kuliner Romawi bernama Marcus Apicius menulis.

Buku yang dinamai “Apicius,” atau yang juga dikenal sebagai “Seni Memasak” berisi lebih dari 400 resep. Untuk mendapatkan bahan-bahan masakan tersebut, Marcus harus menempuh perjalanan jauh.

Pada tahun 1765, A. Boulanger membuka bisnis pertama di Paris yang disebut restoran. Di bangunan tersebut, terdapa papan nama di atas pintu bertuliskan “restoratif” atau “restoran”, yang merujuk pada sup dan kaldu yang ditawarkan dalam menu. Seiring berjalannya waktu, kata “restoran” kemudian memiliki arti “tempat makan umum”.

Kemudian di 1809, koki Prancis Alexis Soyer menjadi salah satu juru masak paling terkemuka di Inggris karena berhasil mengembangkan makanan murah dan bergizi untuk kaum miskin dan kelas pekerja. Selain itu, dia juga menemukan kompor lapangan yang disebut ‘kompor Soyer’ untuk tentara Inggris yang bertugas dalam Perang Krimea.

Melompat ke tahun 1870-an, Auguste Escoffier, seorang koki terkemuka dari Prancis, menciptakan sistem brigade dan menyederhanakan dinamika dapur. Sistem yang diciptakan ini membuat setiap orang di dapur memiliki tugas tertentu.

Sistem tersebut bekerja seperti hierarki militer, ada kepala koki yang bertanggung jawab atas seluruh dapur, lalu koki pembantu, dan seterusnya. Auguste Escoffier juga menciptakan sebuah buku “Le Guide Culinaire” yang hingga saat ini masih dicetak bahan dimasukkan dalam kurikulum mahasiswa kuliner modern karena relevansinya.

Perayaan unik lain yang jatuh pada tanggal 20 Oktober adalah Hari Informasi Berlebihan. Sesuai namanya, hari ini memberikan kesempatan untuk beristirahat sejenak dari banyaknya informasi yang kita hadapi setiap hari.

Jika setiap harinya kita dibombardir dengan segudang informasi dari media sosial, berita daring, hingga email dan pesan teks, maka pada hari ini kita diberi kesempatan untuk beristirahat sejenak.

Hari Kelebihan Informasi dicetuskan oleh analis Jonathan Spira pada tahun 2009. Ketika itu, firma risetnya, Basex, menyebut kelebihan informasi sebagai “Masalah Tahun Ini”.

Sebagai upaya meningkatkan kesadaran tentang masalah ini, perusahaan tersebut kemudian menyelenggarakan “Hari Kesadaran Kelebihan Informasi” pada tanggal 12 Agustus. Information Overload Research Group (IORG), yang juga didirikan oleh Spira, turut serta sebagai sponsor dalam peringatan hari tersebut.

Sebanyak 350 pekerja dari lebih dari 30 negara di seluruh dunia berpartisipasi dalam acara daring pada peringatan pertama Hari Informasi Berlebihan. Di tahun 2010, Hari Informasi Berlebih diundur ke tanggal 20 Oktober, sejak saat itu perayaan ini terus diperingati pada tanggal tersebut.

Selain 3 perayaan internasional di atas, tanggal 20 Oktober juga menandai Festival Diwali di Indonesia. Diwali atau Deepawali yang juga dikenal sebagai “festival cahaya” biasanya dirayakan pada bulan Oktober atau November, tahun ini peringatan tersebut jatuh pada tanggal 20 Oktober.

Perayaan yang berlangsung selama 5 hari ini dirayakan oleh jutaan umat Hindu, Jain, dan Sikh di seluruh dunia.

Penamaan festival ini berasal dari kata ‘avali’ yang berarti ‘barisan’ dan ‘deepa’ yang berarti ‘lampu tanah liat’. Apabila kedua kata tersebut digabungkan, maka berarti “barisan cahaya”.

Karena alasan itulah cahaya menjadi simbol Festival Diwali. Pada perayaan ini, orang-orang India gemar menyalakan kembang api untuk menyalakan cahaya batin yang secara spiritual melindungi mereka dari kegelapan.

Salah satu keunikan Festival Diwali yaitu karena perayaan ini tidak terbatas pada satu peristiwa bersejarah saja. Setiap agama mengenang kisah dan peristiwa bersejarah yang berbeda berkaitan dengan festival tersebut.

Umat Hindu memperingati Festival Diwali untuk kembalinya dewa agama mereka, Sita dan Rama, ke Ayodhya setelah pengasingan selama 14 tahun. Hari ketika Dewi Durga menghancurkan iblis Mahisha juga dirayakan. Tak sampai di situ, festival ini juga menghormati inkarnasi ketujuh Dewa Wisnu dalam wujud Ramachandra.

Bagi Umat Sikh Festival Diwali merayakan pembebasan guru keenam mereka, Hargobind Singh, dari penjara pada tahun 1619. Batu fondasi tempat tersuci bagi umat Sikh, Kuil Emas Amritsar, dibenamkan pada tahun 1577 tepat pada Diwali.

Beda lagi dengan umat Jain, Festival Diwali ini sangat penting bagi mereka karena menandai momen ketika Dewa Mahavira, pendiri agama mereka, yang disebut Jainisme, mencapai Nirwana atau Moksha.

Nah, itulah daftar peringatan penting dan menarik yang dirayakan pada tanggal 20 Oktober tahun ini. Semoga menambah wawasan, infoers!

Hari Osteoporosis Sedunia

Hari Koki Internasional

Hari Informasi Berlebih

Festival Diwali di India