Tanggal 26 Agustus Memperingati Apa? Ada HUT Pos Indonesia ke-279

Posted on

Setiap tanggal dalam kalender Masehi menandai berbagai momen yang menarik untuk dirayakan. Begitu pula dengan tanggal 26 Agustus yang diperingati dengan sejumlah momen penting di berbagai belahan dunia.

Lantas tanggal 26 Agustus memperingati hari apa saja?

Di Indonesia sendiri, tanggal 26 Agustus diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Pos Indonesia ke-279 dan HUT Densus 88. Sementara di Amerika Serikat tanggal tersebut menandai Hari Kesetaraan Perempuan. Kemudian di Papua Nugini, masyarakatnya memperingati sebagai Hari Pertobatan Nasional.

Dalam artikel ini, infoSulsel akan mengulas kisah di balik ketiga peringatan tersebut. Yuk, simak ulasannya untuk menambah wawasan!

Tanggal 26 Agustus diperingati sebagai HUT Pos Indonesia yang ke-279 tahun. Momen ini menjadi perayaan atas keberadaan Kantor Pos yang sejak dahulu memberikan layanan pengiriman, logistik, dan keuangan hingga ke seluruh pelosok negeri.

Dilansir dari laman resmi Pos Indonesia, Kantor Pos pertama di Indonesia berdiri di Batavia pada 26 Agustus 1746 atas prakarsa Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff. Tujuannya untuk menjamin keamanan surat, terutama bagi para pedagang dan hubungan dengan Belanda.

Sejak saat itu, pelayanan pos lahir dengan mengemban peran penting dalam memberikan layanan publik. Dalam perjalanannya, Pos Indonesia juga telah mengalami beberapa perubahan status.

Mulai dari Jawatan PTT, PN Postel, PN Pos dan Giro, Perum Pos dan Giro, hingga akhirnya pada Juni 1995 resmi menjadi PT Pos Indonesia (Persero). Kini, perusahaan ini terus berinovasi dengan memanfaatkan jaringan lebih dari 24 ribu titik layanan serta layanan electronic mobile pos.

Setiap tanggal 26 Agustus, Indonesia memperingati hari lahirnya Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88). Densus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk penanggulangan terorisme di Indonesia.

Dilansir dari laman PID Polda Kepulauan Riau, Densus 88 resmi berdiri pada 26 Agustus 2004, saat diluncurkan oleh Kapolda Metro Jaya kala itu, Irjen Firman Gani. Namun, gagasan pembentukannya sudah dirintis lebih awal oleh Kombespol Gories Mere, seorang perwira asal Flores.

Landasan hukum Densus 88 mengacu pada Skep Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003, untuk melaksanakan Undang-undang No. 15 Tahun 2003 tentang penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Melalui aturan tersebut, satuan ini diberi kewenangan luas, termasuk menangkap terduga teroris berdasarkan laporan intelijen dengan masa penahanan hingga 7 x 24 jam.

Sebagai satuan pasukan khusus, Densus 88 dilengkapi dengan persenjataan modern dari berbagai negara. Di antaranya senapan serbu Colt M4, Steyr AUG, HK MP5, senapan penembak jitu Armalite AR-10, hingga shotgun Remington 870.

Meski demikian, dari segi kelengkapan persenjataan dan peralatan, Densus 88 masih jauh di bawah pasukan antiteror negara maju seperti SWAT Team di Amerika Serikat.

Di Amerika, tanggal 26 Agustus diperingati sebagai Hari Kesetaraan Perempuan. Ini adalah memperingati momen disahkannya hak pilih perempuan di Amerika.

Dilansir dari National Today, sejak awal abad ke-19 perempuan Amerika menghadapi berbagai bentuk ketidakadilan. Mereka tidak diizinkan menggunakan hak pilih, padahal hak tersebut seharusnya dimiliki semua warga negara.

Situasi ini memicu gerakan perempuan untuk memperjuangkan hak pilih sebagai bagian dari upaya mencapai kesetaraan. Perjuangan itu menghasilkan pengajuan Amandemen ke-19 pada tahun 1878, meski pada awalnya gagal mendapatkan persetujuan.

Baru setelah kontribusi besar perempuan dalam Perang Dunia I mendapat perhatian, dukungan terhadap gerakan ini semakin kuat. Akhirnya, pada tahun 1920, Amandemen ke-19 disahkan dan menjamin hak pilih tanpa membedakan gender.

Pada tahun 1971, Kongres Amerika Serikat resmi menetapkan tanggal 26 Agustus sebagai Hari Kesetaraan Perempuan. Peringatan ini tidak hanya merayakan kemenangan besar perempuan dalam meraih hak pilih, tetapi juga menjadi pengingat bahwa perjuangan menuju kesetaraan sejati masih harus terus dilanjutkan hingga sekarang.

Tanggal 26 Agustus juga diperingati sebagai Hari Pertobatan Nasional di Papua Nugini. Peringatan ini dirayakan sebagai hari doa bagi umat Kristiani di negara tersebut.

Melansir dari situs National Today, Papua Nugini menghadapi masa pemerintahan yang tidak stabil setelah merdeka dari Australia pada 16 September 1975. Pemerintahannya kerap kali goyah akibat mosi tidak percaya di parlemen.

Krisis besar terjadi pada tahun 2011 ketika Patrick O’Neill dan Sir Michael Somare sama-sama mengklaim diri sebagai Perdana Menteri. Parlemen memberikan dukungan kepada O’Neill, sementara Mahkamah Agung berpihak kepada Somare.

Konflik politik ini akhirnya mereda setelah pemilu yang menetapkan O’Neill sebagai Perdana Menteri hingga tahun 2019. Tak lama setelah menjabat pada 2011, O’Neill menetapkan tanggal 26 Agustus sebagai hari libur nasional dengan nama Hari Pertobatan Nasional.

Meski tanpa penjelasan resmi, Pendeta Jack Edward menjelaskan bahwa Hari Pertobatan Nasional dimaksudkan sebagai momen doa dan pertobatan untuk memohon ampun atas dosa bangsa Papua Nugini.

Nah itulah beberapa momen yang diperingati pada tanggal 26 Agustus 2025. Semoga menambah wawasan, infoers!

HUT Pos Indonesia ke-279

HUT Densus 88

Hari Kesetaraan Perempuan di Amerika

Hari Pertobatan Nasional di Papua Nugini