Pria bernama Amal Said di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dipecat sebagai dosen pembantu di Universitas Islam Makassar (UIM) buntut kasus meludahi kasir swalayan. Pihak UIM menyatakan tindakan oknum dosen tersebut melanggar kode etik dosen.
“Memberhentikan yang bersangkutan sebagai dosen UIM dan dikembalikan ke LLDikti Wilayah IX sebagai dosen negeri,” kata Rektor UIM Muammar Bakry dalam konferensi pers di kampusnya, Senin (29/12/2025).
Pihak UIM membenarkan oknum tersebut merupakan dosen ASN LLDikti Wilayah IX yang diperbantukan di UIM Al Gazali. UIM menegaskan tindakan yang dilakukan dinilai sangat tidak etis, bertentangan dengan nilai-nilai akhlak, serta melanggar etika dan norma kemanusiaan.
“Sebagai institusi pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang rahmatan lil alamin, kemanusiaan, dan kearifan lokal, UIM menyatakan telah mengambil langkah tegas (pemberhentian),” katanya.
Keputusan pemberhentian dosen AS diambil setelah Komisi Disiplin UIM melakukan pemeriksaan. Hasilnya, AS dinyatakan melanggar kode etik dan peraturan yang berlaku di lingkungan kampus.
“Berdasarkan keputusan Komisi Disiplin UIM, oknum dosen tersebut dinilai melanggar kode etik dosen dan peraturan kepegawaian yang berlaku di lingkungan kampus,” katanya.
Muammar juga menyampaikan permohonan maaf kepada korban atas tindakan pelecehan yang terjadi, yang dinilai tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Pihak kampus berharap peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya bagi oknum dosen yang bersangkutan.
“Kami mewakili Universitas Islam Makassar menyampaikan permohonan maaf kepada korban pelecehan yang tentu jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dari tindakan oknum dosen tersebut. Saya berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua khususnya oknum dosen tersebut,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa kasir diludahi konsumen terjadi di swalayan yang berlokasi Jalan Perintis Kemerdekaan, Rabu (24/12) sekitar pukul 11.30 Wita. Pelaku yang membawa keranjang belanjaan tiba-tiba menyela antrean di depan kasir.
“Awalnya itu sementara transaksi (layani konsumen lain). Terus kulihat memang itu di depan itu bapak kayak gelisah mau masuk ini di antrean,” ujar korban N.
Teguran dari kasir membuat pria paruh baya itu emosi hingga melempar keranjang. Korban sempat kembali memberi penjelasan namun pria itu justru semakin bersikap kasar.
“Saya bilang, ‘karena ada antrean dari belakang, Pak. Tabe’ jadi harus ki dulu mengantre’. Di situ belum selesai (saya) bicara langsung diludahi. Muka sama jilbab, baju (kena),” bebernya.
Muammar juga menyampaikan permohonan maaf kepada korban atas tindakan pelecehan yang terjadi, yang dinilai tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Pihak kampus berharap peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya bagi oknum dosen yang bersangkutan.
“Kami mewakili Universitas Islam Makassar menyampaikan permohonan maaf kepada korban pelecehan yang tentu jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dari tindakan oknum dosen tersebut. Saya berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua khususnya oknum dosen tersebut,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa kasir diludahi konsumen terjadi di swalayan yang berlokasi Jalan Perintis Kemerdekaan, Rabu (24/12) sekitar pukul 11.30 Wita. Pelaku yang membawa keranjang belanjaan tiba-tiba menyela antrean di depan kasir.
“Awalnya itu sementara transaksi (layani konsumen lain). Terus kulihat memang itu di depan itu bapak kayak gelisah mau masuk ini di antrean,” ujar korban N.
Teguran dari kasir membuat pria paruh baya itu emosi hingga melempar keranjang. Korban sempat kembali memberi penjelasan namun pria itu justru semakin bersikap kasar.
“Saya bilang, ‘karena ada antrean dari belakang, Pak. Tabe’ jadi harus ki dulu mengantre’. Di situ belum selesai (saya) bicara langsung diludahi. Muka sama jilbab, baju (kena),” bebernya.
