Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari mencatat capaian gemilang dalam penanganan Tuberkulosis (TBC). Di bawah kepemimpinan Wali Kota Siska Karina Imran, angka penemuan kasus dan layanan pengobatan berhasil melampaui target yang ditetapkan.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Siska menegaskan komitmen pemerintah tidak hanya berhenti pada regulasi, tetapi diwujudkan dengan aksi nyata yang menyentuh langsung masyarakat. Menurutnya, kerja keras lintas sektor menjadi kunci keberhasilan program.
“Pemkot Kendari akan terus memastikan masyarakat mendapatkan layanan pengobatan yang cepat, tepat, dan tuntas. Keberhasilan ini adalah bukti sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan partisipasi masyarakat,” kata Siska dalam keterangannya, Jumat (19/9/2025).
Capaian positif itu tercermin dari indikator pelayanan terduga TBC sesuai standar pelayanan minimal (SPM). Dari target 100 persen dengan sasaran 5.171, berhasil ditangani 5.305 atau setara 103 persen. Angka ini menunjukkan layanan deteksi dini berjalan optimal dan menjangkau lebih banyak masyarakat.
Prestasi lain tampak pada indikator cakupan penemuan dan pengobatan atau Treatment Coverage (TC). Dengan target 90 persen dari 1.064 kasus, justru berhasil ditangani 1.314 kasus atau 123 persen. Hal tersebut menandakan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri semakin meningkat.
Meski begitu, masih ada tantangan di indikator keberhasilan pengobatan atau Success Rate (SR). Dari target 90 persen dengan sasaran 743 pasien, capaian baru 583 pasien atau sekitar 78 persen. Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemkot Kendari untuk memastikan pasien tidak berhenti di tengah jalan.
“Pemerintah akan terus memperkuat regulasi dan pengawasan agar pasien menyelesaikan pengobatan hingga tuntas. Ini penting untuk mencegah kambuhnya penyakit atau munculnya resistensi obat,” kata Siska.
Pemkot Kendari sebelumnya telah menyiapkan dasar hukum yang kuat dalam penanggulangan TBC. Di antaranya Peraturan Wali Kota Kendari Nomor 34 Tahun 2023 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, serta Surat Keputusan Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) tahun 2024.
Dinas Kesehatan Kota Kendari secara berkala melakukan evaluasi kinerja. Langkah ini bertujuan memastikan program berjalan efektif dan sesuai dengan standar nasional. Evaluasi juga menjadi acuan perbaikan di lapangan, terutama dalam upaya meningkatkan SR.
Siska menilai, penanggulangan TBC tidak bisa hanya diserahkan pada tenaga medis. Selain itu perlu keterlibatan masyarakat melalui pola hidup sehat, dukungan keluarga bagi pasien, hingga kerjasama lintas sektor dalam memperluas layanan.
“Menekan angka TBC adalah tanggung jawab bersama. Kami ingin Kendari menjadi kota yang sehat, bebas TBC, dan masyarakatnya produktif,” bebernya.
Dengan capaian tersebut, Pemkot Kendari optimis mampu menurunkan angka kasus TBC sesuai target nasional. Program ini sekaligus menjadi wujud dukungan terhadap Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo dalam bidang kesehatan.