Seorang pria bernama Nawir yang menyambung pipa secara ilegal milik PDAM Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menjual kembali air hasil curiannya ke warga. Pelaku disebut mengenakan tarif Rp 40 ribu per jam bagi warga di sekitar Lorong Permandian 2, Jalan Galangan Kapal, Kecamatan Tallo.
“40 ribu 1 jam, ada juga yang ambil jeriken, pakai gerobak. Yang jual air PDAM itu pak Nawir,” ujar seorang warga yang enggan menyebut namanya di lokasi, Senin (7/7/2025).
Hal itu turut dibenarkan Kepala Wilayah 1 PDAM Makassar, Wahidin, saat dikonfirmasi di lokasi pembongkaran pipa oleh teknisi perusahaan air minum tersebut. Kata dia, Nawir menggunakan mesin pengisap untuk mengambil air dan menyalurkannya ke beberapa lorong di dekat rumahnya.
“Menurut informasi warga, ini si pelanggan ini juga melakukan penjualan air ke warga-warga yang ada di bagian belakang,” kata Wahidin.
Meski tidak mengetahui pasti tarifnya, Wahidin mengatakan bahwa Nawir memiliki sistem distribusi yang cukup terstruktur selayaknya operasional resmi. Beberapa pelanggan Nawir merupakan bekas pelanggan PDAM yang sudah tidak aktif lagi karena suplai air tidak mengalir.
“Dia atur itu, sudah ada memang itu jalur-jalur pelanggannya. Jadi dia atur, oh sekian, misalnya setengah jam ini lorong ini yang jalan. Terus ganti lagi, kasih pindah di lorong berikutnya. Jadi pelanggan sudah ada di belakang,” jelasnya.
“Ada yang bekas pelanggan PDAM, yang sudah tidak ini kan, karena sudah tidak jalan airnya, jadi pelanggannya kita itu tidak aktif lagi. Itu yang dia layani,” tambah Wahidin.
Dalam praktiknya, Nawir disebut memiliki lebih dari satu mesin. Selain mesin pengisap, Nawir juga memakai mesin pelempar air untuk mengalirkan air ke wilayah pelanggan yang jauh dari rumahnya.
“Yang jelas ada dia mesin pengisap, ada mesin pelempar juga untuk pelanggannya yang dia layani,” papar Wahidin.
Sebelumnya diberitakan, PDAM Makassar membongkar sambungan pipa ilegal yang dipasang warga bernama Nawir usai diduga melakukan pencurian air di Kecamatan Tallo. Warga tersebut sempat terlibat cekcok hingga mengancam petugas PDAM Makassar gegara meteran airnya mau dicabut.
“Jadi, kita hanya memutus semua akses yang masuk ke sumber air yang masuk ke tempatnya pelanggan (Nawir),” ujar Wahidin.