Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan (Sulsel) menawarkan solusi agar siswa yang tidak lolos seleksi penerimaan murid baru (SPMB) di SMAN 21 Makassar bisa ke sekolah swasta tanpa dipungut biaya. Namun arahan itu ditolak oleh warga dari Aliansi Masyarakat BTP.
“Solusi yang cepat dan bisa kita lakukan bersama adalah itu tadi. Mengisi sekolah-sekolah swasta yang berada di sekitar lingkungan ini,” kata Kepala Bidang SMA Disdik Sulsel Nur Kusuma kepada wartawan, Senin (14/7/2025).
Nur Kusuma menyebut bahwa Disdik Sulsel telah bekerja sama dengan sejumlah sekolah swasta di Sulsel agar memudahkan proses pendistribusian siswa yang tak lolos sekolah negeri untuk digiring ke swasta. Menurutnya, siswa yang ke sekolah swasta pun tanpa dipungut biaya.
“Makanya kami bekerja sama dengan pihak swasta untuk bisa menerima siswa tanpa ada uang pembangunan, tanpa ada SPP. Karena sekarang pendidikan itu sama semua dalam undang-undang sistem pendidikan. Tidak ada istilah bilang ada negeri dan swasta,” ujarnya.
Dia menekankan bahwa Disdik Sulsel telah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk memberikan tambahan kuota siswa dalam satu rombongan belajar, khususnya daerah padat penduduk seperti di SMAN 21 Makassar. Namun keputusan akhir tetap berada di tangan pusat.
“Kalau kami kan mengembalikan kepada regulasi. Dan kami pun sudah mengirimkan ke pusat untuk permintaan hal tersebut. Untuk bisa memberikan kami solusi dengan menambah satu rombongan isi 40. Tapi kan kembali kepada pusat,” jelas dia.
Terpisah, warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat BTP menolak tawaran dari Disdik Sulsel. Jenderal Lapangan Aksi, Andi Rahmat Saleh menilai bahwa solusi mengalihkan siswa ke sekolah swasta bukanlah hal yang tepat.
“Mereka itu golongan menengah ke bawah. Kalau mereka sekolah di swasta, berarti kan butuh biaya lagi. Untuk biaya pengeluaran,” ujarnya.
Rahmat menyebut tahun sebelumnya pernah terjadi hal serupa. Kala itu, masyarakat di wilayah Kecamatan Tamalanrea pernah diberikan solusi yaitu pengalihan siswa ke SMAN 18 dan SMAN 23 sebagai sekolah terdekat dari SMAN 21.
“Kalau bukan di 21, biasanya alternatifnya di 18 atau di 23. Itu setiap tahunnya, memang setiap tahunnya selalu ada ribut-ribut seperti ini,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Aliansi Masyarakat BTP menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Disdik Sulsel pada Senin (14/7) sore. Mereka menuntut kejelasan dan keadilan dalam proses penerimaan siswa baru (SPMB) di SMAN 21 Makassar.
Massa mengancam akan memboikot pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMAN 21 Makassar jika tidak ada solusi konkret dari pemerintah. Mereka akan kembali turun ke jalan dengan massa yang lebih banyak.
“Saya bersama teman-teman dari Aliansi Masyarakat BTP bersama dengan warga, kemungkinan besar besok saya turun kembali aksi di SMAN 21. Memboikot kembali SMAN 21 dan menghentikan proses MPLS untuk sementara. Sampai ada titik temu,” kata Andi Rahmat kepada wartawan, Senin (14/7).